Andrid APK

Jumat, 15 Maret 2019

Kyai Yang Kecopetan

x

Kyai bagi umat Muslim merupakan sosok yang amat disegani, karena merupakan ahli agama yang notabene menjadi panutan dalam hal religi maupun aspek kehidupan. namun bagaimanapun seorang Kyai tetaplah manusia biasa seperti manusia yang lainnya yang bisa "kena apes" juga. Seperti kisah nyata yang pernah dialami oleh Kyai Arwani. Beliau adalah Kyai yang terkenal dengan hafalan Qur'annya. Pesantrennya yang diasuhnya "Yanbu'ul Qur'an" di Kudus menjadi salah satu kiblat para hafidz-hafidzoh di Jawa Tengah.
Kejadiaan tersebut berawal di saat beliau turun dari bus di terminal Terboyo Semarang, saat disitulah Kyai Arwani kecopetan. Entah sudah tahu atau memang pura-pura tidak tahu, Kyai Arwani tidak perduli jika baru saja kecopetan. Santri yang mendampingi dan tahu kejadian kecopetan terkejut, seketika itu pula mereka pada mengejar pencopetnya. Namun apa daya, para santri yang mengejar pencopet itu gagal total untuk menangkap sang copet. Karena memang kalah lincah dan kalah pemahaman seluk beluk terminal. Dengan bersungut-sungut karena gagal mencokok sang copet, para santri kembali menemui Kyai Arwani. Mereka geram dan tak habis pikir kenapa seorang Kyai seperti Kyai Arwani berani dicopet.

Referensi pihak ketiga
Tapi kalau bagi copet, siapa saja yang pegang uang, uang tetap bernilai uang. Mau dia Emak-emak, PNS ataupun Kyai ya kalau bisa dicopet ya dicopet saja. Selesai urusan. Yang juga tak kalah mengherankan adalah Kyai Arwani, beliau seolah tidak perduli dengan apa yang barusan terjadi terhadap dirinya. Seakan tidak sedang terjadi apa-apa. Tenang-tenang saja, sibuk dengan dzikirnya. Sampai-sampai santrinya harus memberi tahu bahwa Kyai baru saja kehilangan dompet disikat pencopet.
Namun ada hal yang sangat mengejutkan yang harus diterima oleh para santri,dimana mereka sudah krengosan ngejar pencopet tadi. Kyai Arwani malah bersyukur " Alhamdulilah.... Karena saya yang dicopet....." Para santri tentu saja terheran dan bingung. Kenapa bisa kecopetan kok malah bersyukur? Terus tadi ngapain harus lari-lari ngejar copet kalau yang dicopet malah bersyukur seperti ini?
Melihat para santri nya bengong dan bingung, Kyai Arwani pun bertanya kepada para santrinya tersebut :
"Sekarang apa jawab kalian jika aku tanya, lebih baik mana, menjadi orang yang dicopet atau menjadi tukang copetnya?"
Para santri pun terdiam sejenak dan mulai tersenyum tanda memahami maksud dari pertanyaan Kyai Arwani. Mereka merasa bersyukur dan gembira karena mendapat pelajaran berharga yang belum pernah mereka jumpai dalam teori. Rupanya, dalam musibahpun bisa timbul rasa syukur, seperti yang sudah dicontohkan Kyai Arwani.
Betapa bersyukur itu tidak hanya ketika kita mendapatkan sesuatu. Namun, seperti yang telah dicontohkan Kyai Arwani di atas bahwa bersyukur pun dapat dilakukan ketika kita kehilangan sesuatu.




x

3 komentar:

  1. mantabbb, ditunggu cerita lainnya

    BalasHapus
  2. Kok pinter banget sih bikin artikelnya gan.. Aing tunggu artikel selanjutnnya

    BalasHapus
  3. Terimakasih gan ... jangan lupa like,share and subcribe ya..wkwkwkwkwk

    BalasHapus